Self-love (mencintai diri sendiri) bukan tentang menyukai hal terakhir yang kamu beli, mencoba tren makeup yang kamu suka, atau hal terakhir yang berhasil kamu raih. Memang hal-hal ini dapat membuatmu lebih semangat, tapi bagaimana dengan mencintai dirimu sendiri? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan self-love?
Self-love lebih dari sekadar merasa dirimu sendiri baik. Terkadang self-love harus melalui proses yang tidak nyaman, and that’s okay! Mencintai diri sendiri adalah bentuk menghargai diri sendiri, menerima dirimu apa adanya, dan mengizinkan dirimu untuk berkembang menjadi diri kamu seutuhnya.
MENGAPA SELF-LOVE PENTING?
Sekarang ini, mencintai diri sendiri menjadi hal yang sangat penting. Saat dunia mengalami banyak perubahan, baik di lingkungan, teknologi, hingga politik, menjadi ragu pada diri sendiri adalah hal yang wajar. Situasi ini menjadi saat yang tepat untuk bertanya pada diri sendiri: apa yang kamu inginkan? Apa yang ingin kamu lakukan untuk membuat dunia ini menjadi lebih baik lagi? Perubahan apa yang bisa kamu lakukan?
Mulailah untuk berkomitmen dengan isu yang ada di sekeliling kita, seperti isu lingkungan, sosial, kesetaraan gender, hingga kekerasan seksual. Komitmen ini bisa menjadikan kita sebagai seseorang yang terlibat untuk membuat perubahan.
APA YANG DAPAT KITA PELAJARI UNTUK PERCAYA
Masalah yang sering kita temukan adalah bagaimana persepsi dan standar masyarakat yang membuat kita selalu merasa tidak sempurna, tidak cukup cantik, dan tidak cukup pintar terutama untuk perempuan. Hal ini yang membuat banyak perempuan berlomba-lomba bahkan tak sungkan untuk saling menjatuhkan demi mencapai standar sempurna yang dibentuk oleh masyarakat.
Padahal di dunia ini tidak ada yang sempurna, dan masih banyak orang yang melupakan hal ini. Sebagian besar orang masih terpaku dengan standar masyarakat yang terkadang membuat kita merasa terkucilkan. Kamu dapat memilih untuk tetap seperti itu atau memilih jalan lain dengan menjadikan self-love sebagai kekuatan, dan mengubah keraguan diri menjadi sebuah aksi nyata, untuk diri sendiri dan orang lain.
Gina Martin, Aktivis Politik dan UN Ambassador adalah seorang aktivis dan juru kampanye dari Inggris. Saat ia masih kecil, Gina telah menerima kritik bahwa suaranya terlalu keras, suka mengganggu, dan diminta untuk berbicara lebih pelan.
“Sifat-sifat yang membuatku di-bully menjadi hal-hal yang bermanfaat untuk pekerjaanku sekarang, yaitu menjadi aktivis dan bersuara untuk isu-isu yang aku pedulikan.”
Sekarang Gina telah menerima dirinya sendiri, hingga ia bertekad dan berhasil mengubah hukum melalui perjuangan agar upskirting (tindakan mengintip atau memotret dari bawah rok) menjadi tindak pidana di UK. Dari pengalaman Gina kita dapat belajar bahwa mencintai diri sendiri juga dapat mengubah kita untuk menciptakan kehidupan yang lebih bahagia dan menjadi inspirasi orang lain.
SELF LOVE ADALAH SEBUAH AKSI
The Body Shop® percaya bahwa self-love memiliki kekuatan untuk membuat sebuah aksi. Ini tentang bagaimana kita semua dapat secara sadar untuk bangkit bersama-sama, mulai dari hal yang kecil hingga besar. Kunci keberhasilan untuk bangkit secara bersama adalah bagaimana sebuah bisnis melakukan bagiannya secara bertanggung jawab. Seperti kata pendiri The Body Shop, Dame Anita Roddick, “Jangan pernah tergoda untuk percaya bahwa sebuah bisnis tidak dapat berperan untuk menangani isu besar, karena memang seperti itu adanya.”
Kami selalu menantang norma sosial, mendorong pemberdayaan dan juga aktivisme. Seperti pada tahun 1998, di mana kami mengkampanyekan body positivity dengan memperkenalkan Ruby, boneka size 16, dengan slogan: “Hanya ada 8 dari 3 miliar perempuan yang memiliki penampilan seperti supermodel.” Di tahun 2021, kami ingin mendorong keraguan diri, membalik norma, melalui tantangan individu dan sosial.
Sebagai sebuah perusahaan yang didirikan oleh perempuan, sudah menjadi fundamental kami untuk percaya bahwa setiap orang berhak untuk didengar, merasa cantik, diakui, dipercaya, dihargai, dan dicintai. Kami melihat gelombang besar aktivisme perempuan yang tak pernah terlihat sebelumnya, tapi masih banyak isu perempuan dari berbagai latar belakang yang masih belum terwakilkan sepenuhnya, dan masih banyak perempuan yang belum bisa menyampaikan suaranya.